Memori Timnas Inggris

Ilham R Dony
2 min readNov 12, 2020

--

Hancur (Foto oleh goal.com)

Aneh rasanya ketika saya mendaftarkan diri ke dalam kelompok pecinta sepakbola yang tidak tertarik terhadap jeda internasional. Mengapa aneh? Bukannya itu hal yang wajar karena juga banyak orang yang berpikiran serupa?

Bagi diri saya tentu saja aneh, karena cinta pertama saya dalam sepakbola adalah Timnas Inggris, bukan Liverpool yang namanya bahkan sempat terucap di sepertiga malam saya saat masih SMP dulu.

Maka dari itu, jeda internasional semestinya menjadi oase bagi saya untuk bisa kembali memenuhi dahaga saya akan aksi The Three Lions.

Namun, tak bisa dipungkiri, belakangan ini hadirnya jeda internasional membuat saya tak nyaman sebagai pecinta sepakbola. Tak hanya perkara momen ini membuat saya tak bisa menonton Liverpool saat akhir pekan, tapi juga karena pemain dari klub kesayangan saya terkena cedera.

Yang terbaru, bek tengah andalan Liverpool musim ini, Joe Gomez mengalami cedera lutut dalam momen latihan bersama timnas Inggris, Rabu (11/11) dan dikabarkan harus masuk ruang perawatan untuk waktu yang cukup lama.

Berita-berita seperti itulah yang semakin menjauhkan mata saya dari laga-laga di jeda internasional. Walau sesungguhnya jauh di dalam hati, saya juga merindukan kemesraan saya bersama laga-laga St. George’s Cross.

Masih ingat betul rasanya saat air mata ini tak sengaja keluar kala menyaksikan Inggris harus kalah dari Portugal di Piala Eropa 2004. Puncak tangisan saya adalah saat menyaksikan Ricardo dengan mudahnya menepis tendangan Darius Vassell dari titik putih dalam drama adu penalti tanpa mengenakan sarung tangan! A knockout without gloves, begitu bunyi headline salah satu media di Portugal waktu itu.

Saya juga tak akan lupa betapa sakit hatinya ketika harus melihat Wayne Rooney diganjar kartu merah dua tahun kemudian, masih menghadapi lawan yang sama, di fase perempat final Piala Dunia 2006. Saya kira di atas lapangan hijau tak ada yang lebih brengsek dari Rooney, tapi ternyata pada malam itu, Cristiano Ronaldo lebih brengsek lagi.

Belakangan ini, bahkan sejak Piala Dunia 2018 berakhir, antusiasme saya terhadap timnas Inggris sudah tak lagi tinggi. Saya lebih memilih menginvestasikan emosi saya terhadap Liverpool yang memang sedang bagus-bagusnya. Tak ada perasaan kecewa saat Mason Greenwood dan Phil Foden harus dipulangkan karena kedapatan melanggar protokol kesehatan Covid-19. Bahkan saya jamin tidak akan hafal jika harus menyebutkan starting line-up Inggris di perhelatan UEFA Nations League tahun ini.

Sekarang, tak ada lagi emosi yang harus dikeluarkan saat timnas Inggris terlihat kepayahan. Auman sang tiga singa perlahan menjadi senyap di telinga saya. Bagi saya, mereka sudah tak seperti dulu, yang selalu berpijar membakar hingga mampu merobohkan nalar.

--

--

Ilham R Dony
Ilham R Dony

Written by Ilham R Dony

I do dislike Manchester United FC

No responses yet